Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Nilai Moral dan Budi Pekerti

Abstract

Revitalisasi kurikulum pada program pendidikan dan pengajaran dilakukan sehubungan dengan adanya berbagai kelemahan baik dalam pendekatan maupun substansi. Berkenaan pula bahwa di lingkungan strategis program pendidikan telah terjadi perubahan-perubahan yang fundamental dan sangat ekstensif, dan realisasinya pada berbagai mata pelajaran, termasuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dilaksanakannya revitalisasi kurikulum berkenaan dengan apa yang direncanakan dan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Maksudnya bahwa dengan adanya perencanaan yang cermat, maka lebih terjamin bahwa kurikulum pada setiap program pengajaran termasuk Pendidikan Kewarganegaraan dapat diwujudkan dan apa yang diajarkan dapat dikuasai dan dimiliki siswa, sekaligus dapat merupakan pengajaran yang berorientasi pada nilai moral dan budi pekerti. Orientasi pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah pengajaran afektif, dan tidak dapat diajarkan dengan cara seperti mengajarkan tujuan kognitif taraf rendah untuk dihafal. Pengajaran afektif menuntut partisipasi aktif dari pihak siswa. Oleh sebab itu paradigma baru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pegajaran nilai, moral dan budi pekerti berupaya membentuk peserta didik yang memiliki kompetensi yang komprehensif meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.